PrototipeRancangan Produk Direncanakan pada rancangan produk yang berupa alat puntir benang sutera ini terdapat 12 spindle dengan diameter spindle 24 mm, jarak antara spindle satu dengan spindle lainnya 112 mm, jarak antara spindle dengan puli penuntun (guide pulley) 100 mm, jumlah puli penuntun 5 buah dengan diameter 24 mm, jarak antara puli
Penelitiandilakukan dengan software prototyping berdasarkan pendekatan concept generation. Hasil penelitian berupa prototipe sistem yang dapat memunculkan variasi dari alternatif-alternatif konsep
Jawabanterverifikasi ahli Tifanihayyu Prototipe yang masih berupa file gambar produk termasuk dalam prototipe D. Analitik Pembahasan Ada dua tipe prototype, yaitu prototype fisik yang merupakan benda nyata untuk memperkirakan produk yang diminati oleh tim pengembang secara nyata yang dibuat menjadi suatu benda untuk pengujian.
Vay Tiền Nhanh Chỉ Cần Cmnd Nợ Xấu. Skip to contentTipe Tipe Prototype Prototype produk adalah bukti fisik dari konsep perancangan produk. Prototype menjadi bentuk penerapan langsung dari sebuah desain produk yang akan dibuat. Maka dari itu diperlukan pemahaman mendalam mengenai tipe tipe prototype yang akan Sketching terdapat beberapa hal yaitu skala, perbandingan, komposisi, penyinaran dan lain sebagainya. Jenis-jenis sketsa antara lainGambar garis besar yaitu sketsa yang membuat garis-garis bentuk sederhana tanpa rincian dan tidak cepat yaitu sketsa yang menggunakan beberapa garis saja untuk menampilkan citra suatu sketsa yang sudah citra yaitu sketsa yang berupa coretan dengan cepat dan kurang terperinci hanya menunjukan bentuk Prototypes Paper prototyping adalah sebuah teknik menggambarkan user interface di atas kertas sehingga memungkinkan untuk dirancang, disimulasikan, dan diuji dengan Wireframes Low-fidelity wireframes bertindak sebagai cetak biru awal untuk halaman web dan layar Prototypes Prototipe yang telah dibangun dan dikembangkan menggunakan HTML Biasanya berbentuk Prototypes Dengan interactive prototypes, pengguna dapat melihat fungsionalitas, kegunaan, dan realisme semuanya menjadi satu. Jadi, pemangku kepentingan bisa mendapatkan gambaran lengkap tentang bagaimana aplikasi seluler atau situs web pengguna akan terlihat sebelum diproduksi dengan prototipe interaktif karena dapat diklik dan menanggapi tindakan Acara Related Posts Page load link Go to Top
Apa itu prototype? Mari kita kenali lebih jauh mulai dari pengertian, fungsi, jenis, contoh, dan manfaatnya. Di zaman yang semakin berkembang seperti saat ini, banyak melahirkan berbagai inovasi disiplin ilmu dan teknologi. Kemudian, dalam pengembangan produk terdapat tahapan prototype. Tujuannya adalah sebagai pendorong pengembangan produk supaya lebih baik lagi. Berikut kami berikan ulasan mengenai teknologi prototype secara detail. Prototype merupakan sebuah metode dalam pengembangan produk, caranya dengan membuat rancangan, contoh, serta model. Hal tersebut bertujuan untuk melakukan uji konsep atau proses kerja dari sebuah produk. Jadi, apa itu prototype bukanlah berupa produk akhir yang siap beredar. Namun, prototype sengaja dibuat untuk mengetahui fitur dan fungsi dalam program yang berjalan. Berdasarkan kebutuhan yang telah direncanakan sebelumnya. Selain itu, prototype berfungsi untuk memenuhi kebutuhan awal development perangkat lunak. Dengan demikian, pengembang produk mampu mengetahui lebih dini mengenai kesalahan dan kekurangan. Sebelum mereka melakukan implementasi fitur lain dalam produk serta merilisnya. Apa itu prototype, telah terjawab. Kesimpulan dari produk ini adalah sebuah pengembangan produk berbasis software. Proses pembuatannya mengarah pada prototype aplikasi. Contoh Prototype Anda perlu mengetahui beberapa contoh, pertama adalah paper prototype. Jadi, sesuai dengan namanya sistem prototype yang satu ini memakai kertas dalam rancangan produknya sebagai media. Sistem ini begitu simpel, akan tetapi mampu memberikan beberapa pilihan mengenai kekurang dari segi fungsionalitas maupun tampilan produk. Kemudian contoh berikutnya adalah low-fidelity. Apa itu prototype low-fidelity? Biasanya berupa sketsa produk dan menunjukkan alur ketika memakai produk dan menunjukkan tampilannya. Akan tetapi contoh prototype yang satu ini masih memiliki kekurangan. Sketsanya dominan berwarna hitam dan abu-abu saja. Kemudian high-fidelity adalah contoh terakhir. Apa itu prototype high-fidelity, pengertiannya adalah prototype yang tampak seperti produk aslinya. Ketika menggunakan jenis ini, pengguna akan merasakan sensasi memakai produk aslinya. Jenis Prototype Prototype berkaitan erat dengan penyusunan UX Design. Lantas, model berdasarkan UX Design meliputi beberapa jenis. Diantaranya adalah Sketch atau sketsa yang berupa gambar memakai bantuan alat tulis dalam sebuah kertas. Untuk membuat sketsa tidak memerlukan biaya yang mahal. Kebanyakan sketsa berguna dalam tahap pembuatan desain awal, untuk desain produk. Fungsinya untuk mengetahui lebih lanjut mengenai kelemahan desain yang menyebabkan permasalahan. Sketch termasuk kategori prototype low-fidelity. Jadi, desainer dengan cepat dan efisien dapat merekayasa ulang proyek desainnya. Desain berikutnya adalah Wireframe yang merupakan konsep dengan unsur elemen berupa konten. Kemudian berpusat pada penyusunan dari tata letak desain. Apa itu prototype berupa wireframe, yakni skala yang digunakan pada umumnya warna hitam dan abu-abu. Jenis ini juga termasuk dalam low-fidelity, karena membutuhkan beberapa tool. Prosesnya tidak membutuhkan waktu lama. Kemudian pada umumnya para desainer menerapkannya untuk berbagai kebutuhan proyek dalam skala ringan. Jenis terakhir berupa Mockup dengan desain berdasarkan kombinasi tata letak, tipografi, warna, dan konten yang ada. Kemudian jenis ini mampu mempresentasikan produk akhir dengan lebih nyata dan jelas. Proses pembuatannya memakan waktu yang lebih lama, sehingga termasuk dalam high-fidelity. Akan tetapi hasilnya lebih spesifik mendekati kebutuhan user. Metode Prototype Tim desainer biasanya akan menggunakan metode prototyping. Apa itu prototype metode, yakni dengan melakukan observasi awal dan mengumpulkan informasi. Kemudian membuatnya berdasarkan hasil analisis tersebut. Jika telah berhasil membuat prototype, maka segera menganalisanya. Tahapan yang tidak kalah penting adalah melakukan testing produk prototype yang telah dibuat. Selanjutnya menguji ulang sistem, sebelum akhirnya memasuki tahap perilisan. Jangan lupa untuk uji coba sistem yang telah Anda buat kepada user serta stakeholders terkait. Tujuan Prototype Tujuan utama dari adanya prototype adalah untuk pengembangan rancangan dan model produk. Sehingga menjadi produk akhir yang sesuai dengan permintaan para pengguna. Lebih menariknya lagi, pengguna bisa ikut serta andil dalam proses pengembangan produk ini. Caranya adalah memberikan feedback dan evaluasi. Umpan balik tersebut sebagai pedoman dalam pengembangan produk. Bahkan, pemakaian prototype dapat memunculkan berbagai ide baru untuk mengembangkan fitur sebagai pelengkap produk. Manfaat Prototype Setelah mengetahui apa itu prototype, Anda pasti akan mengetahui manfaat serta keuntungan memakai sistem ini. Anda akan menghemat biaya dan waktu ketika mengembangkan produk. Sehingga dapat mengalokasikan sumber daya yang tersisa untuk kebutuhan lainnya. Manfaat selanjutnya adalah mengetahui kebutuhan para pengguna terlebih dahulu. Dengan begitu, apa saja kebutuhan dan prioritas pengguna dapat diketahui. Sehingga proses pengemangan produk bisa lebih cepat berlangsungnya. Jika berencana untuk meluncurkan sebuah produk, maka prototype dapat Anda manfaatkan. Para audiens dengan mudah akan mendapatkan gambaran produk Anda. Kemudian model prototype ini bisa menjadi patokan dalam pengembangan produk. Pasalnya, prototype berguna untuk menemukan kekurangan produk lebih awal. Lalu mencari solusi untuk memperbaiki produk tersebut. Prototype ini mampu memberikan gambaran secara riil dan konkret, dengan cara membuat sketsa terlebih dahulu baik itu low-fidelity maupun high-fidelity. Tahapan Pembuatan Prototype Anda wajib memperhatikan beberapa langkah ketika akan mengembangkan sebuah teknologi berbasis purwarupa. Langkah awal, lakukan pengumpulan data dan sistemnya dengan seluruh perangkat lunak. Lalu mulailah membangun sistem prototyping dengan merancangnya dan memasukkan input atau output dari produk. Berikutnya lakukan evaluasi dari sistem prototyping yang telah Anda bangun. Apa itu prototype, sesuaikan dengan keinginan pelanggan. Langkah selanjutnya adalah membuat kode sistem dari kesepakatan bersama dalam bahasa pemrograman yang sesuai. Anda dapat melanjutkannya dengan uji coba dan evaluasi. Jika sudah mapan, bisa langsung menggunakannya. Kemudian produk tersebut bisa mulai dipasarkan, namun untuk sementara waktu ke pasar terbatas sebelum akhirnya beredar di pasar umum. Penerapan penggunaan prototype dalam produk development sangat penting sebagai sarana uji coba penelitian. Dengan begitu akan mudah melihat kekurangan, kelebihan, dan kepuasan para pengguna. Sistem ini akan menghasilkan front-end dalam proses pembuatan level produk yang lebih tinggi. Prototype sebagai alat bantu perangkat lunak untuk pengembangan pekerjaan. Sehingga mampu menjadi media presentasi produk, test produk, uji coba, dan lainnya. Penerapan lainnya adalah sebagai alat ukur kepuasan dari konsumen. Kehadiran prototype membantu pembuatan design thinking. Ketika lebih fokus terhadap user, maka metode baru saat membuat proses desain produk lebih mudah berkat prototype. Dapat dikatakan jika prototype mampu memecahkan masalah dengan efektif dan praktis. Maka dari itu, dalam pengembangan teknologi ini membutuhkan detail terkait. Sehingga harus memahami urutan kerjanya, jika akan mengaplikasikannya. Hubungi Coding Studio jika ingin mengetahui apa itu prototype, untuk pengembangan produk bisa menggunakan beberapa contoh di atas. Karena, akan ada kekurangan dan kelebihan dari setiap contoh yang ada. Sehingga Anda harus bijak dalam membuat sebuah prototype, agar lebih maksimal sebaiknya sesuaikan proyek dengan estimasi waktu yang diberikan. Jasa berpengalaman akan membantu Anda dalam menciptakan prototype yang sesuai dengan keinginan.
Bisa kita lihat bahwa pengembangan produk berbasis software saat ini mengalami perkembangan. Sebab secara kasat mata kita bisa melihatnya dari segi tampilan dan fokus pada pengalaman pengguna. Sekarang lebih dikenal dengan UI/UX Design, dimana dalam proses pembuatannya akan mengarah pada sebuah aplikasi prototype untuk mengetahui secara dini bentuk dari produk yang akan dikembangkan. Lantas yang kemudian menjadi pertanyaan adalah bagaimana proses pembuatan prototype? Atau bahkan apa sebenarnya yang dimaksud dengan prototype itu sendiri? Agar sama-sama belajar, yuk simak ulasan mengenai pengertian prototype, jenis, metode pembuatan, contoh, manfaat hingga kelebihan dan kekurangan prototype berikut! Pengertian Prototype Pengertian umum dari prototipe adalah desain desain sistem yang membentuk model dan ukuran standar atau skalabilitas yang akan dikerjakan nantinya. Setiap pengembang dan pengguna dapat berinteraksi langsung dengan model tanpa harus membuat produk nyata. Prototipe sistem yang dibangun menyesuaikan dengan kebutuhan awal pengembangan perangkat lunak untuk mengetahui beberapa fitur dan fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya. Sehingga mampu mendeteksi kesalahan secara dini sebelum mengimplementasikan dan merilis produk secara keseluruhan. Tujuan utama dari pembuatan prototype sendiri agar produk yang akan dirilis sesuai dengan permintaan pengguna atau pasar. Sehingga peran dari prototype itu sendiri adalah menjadi penghubung antara produsen dan konsumen untuk dapat mewujudkan produk berupa software yang sesuai dan tepat guna. Selain itu, memiliki prototipe sendiri dapat menghemat biaya produksi dan tidak memerlukan proses “trial and error”. Sehingga dapat mengurangi waktu pengerjaan dan beban yang harus dikeluarkan oleh tim pengembang. Jenis Prototype dalam Desain UX Prototype sendiri sangat erat kaitannya dengan penyusunan UX Design. Dimana model akhir dari pengembangan UX User Experience adalah prototype. Berikut adalah beberapa jenis model prototipe berdasarkan UX Design. 1. Sketsa Sketsa ialah gambar yang dapat dibuat dengan menggunakan pensil atau bantuan alat tulis lainnya di atas kertas. Biasanya sketsa ini dilakukan tanpa memerlukan biaya yang mahal. Sebab sketsa digunakan untuk tahap desain awal untuk merancang suatu produk. Sketsa itu sendiri berfungsi untuk mengetahui beberapa kelemahan desain yang dapat menimbulkan masalah dari segi pengalaman pengguna. Sketsa juga merupakan contoh prototipe kesetiaan rendah. Artinya bahwa desainer dapat dengan cepat merekayasa ulang proyek desain dengan biaya lebih rendah. 2. Wireframe Wireframe adalah sebuah konsep yang berpusat pada penyusunan layout desain, yang dalamnya terdapat elemen-elemen berupa konten. Kebanyakan model wireframe menggunakan skala abu-abu dan hitam. Jenis ini juga termasuk dalam low-fidelity, dimana pembuatan sketsa dapat dilakukan dengan bantuan alat bantu. Alat bantu yang biasanya digunakan seperti Whimsical, Balsamiq, Figma dan lain-lain. Proses wireframing sendiri tidak membutuhkan waktu yang lama ya. Sehingga tim desainer umumnya menerapkannya pada kebutuhan proyek yang ringan. 3. Maket Makte merupakan desain yang dibuat secara utuh berdasarkan kombinasi warna, layout, tipografi, dan konten di dalamnya. Maket sendiri dapat merepresentasikan produk dengan lebih jelas dan terlihat nyata. Maket juga termasuk dalam high fidelity, dimana proses pembuatannya akan memakan waktu lebih lama dari dua jenis sebelumnya. Namun hasil yang diperoleh lebih spesifik untuk dapat memberikan contoh produk yang mendekati kebutuhan pengguna. Metode Pembuatan Prototype Setelah memahami pengertian dan jenisnya, mari kita lihat tahapan dari metode prototyping. Adapun metode prototyping yang dilakukan oleh tim desainer adalah sebagai berikut 1. Melakukan pengumpulan informasi dan observasi awal. 2. Membuat prototype berdasarkan hasil analisis yang diperoleh. 3. Melakukan proses evaluasi terhadap prototype yang telah dibuat. 4. Melakukan pengujian testing terhadap produk prototype yang telah dibuat. 5. Lakukan pengujian ulang sistem sebelum memasuki rilis prototipe. 6. Menguji sistem pembuatan prototipe kepada pengguna dan pemangku kepentingan terkait. Contoh Pembuatan Produk Prototype Selanjutnya, mari kita lihat beberapa contoh pembuatan prototype sistem dalam membangun produk aplikasi. 1. Pembuatan Prototipe Kertas Merupakan contoh desain yang dibuat dengan bantuan media kertas dan alat tulis sederhana seperti pensil atau pulpen. Hasil akhir dari perancangan produk ini mampu memberikan beberapa pilihan terkait kekurangan dari segi tampilan dan fungsionalitas produk. 2. Fidelitas Rendah Rendah-Fi Contoh kedua, pengguna dapat berinteraksi langsung dengan desain. Namun tampilan yang diberikan masih berupa sketsa dengan warna dominan hitam atau abu-abu. Walaupun begitu, tapi tetap mampu memberikan gambaran tentang jalannya proses interaksi melalui beberapa elemen yang ditampilkan. 3. Fidelitas Tinggi Hi-Fi Merupakan desain dengan tampilan visual yang lebih kompleks dan dapat mewakili produk dari sisi UI dengan menggabungkan pengalaman pengguna yang lebih nyaman dan baik. 4. Prototipe HTML Cara ini cukup rumit jika dibandingkan dengan ketiga cara sebelumnya. Hal ini dikarenakan prototype jenis ini diperuntukan bagi para desainer yang memiliki skill dan pemahaman lebih terkait coding dan bahasa pemrograman. Metode ini terdiri dari HTML dasar yang dapat menghemat waktu untuk proses pembuatan. Dengan metode ini, diharapkan akan memudahkan pengembangan prototipe di masa depan. Manfaat Memiliki Prototype Banyak sekali manfaat dan keuntungan yang bisa didapatkan dari penggunaan sistem prototyping. Adapun beberapa manfaat yang dimaksud diantaranya sebagai berikut 1. Mampu Mengetahui Kebutuhan Pengguna Sejak Awal Dengan implementasi prototipe, tim pengembang dan desainer dapat mengetahui apa yang menjadi prioritas kebutuhan pengguna untuk menciptakan produk yang lebih sesuai. Sehingga proses pengembangan lebih cepat dan dapat menyesuaikan tenggat waktu yang diberikan oleh klien. 2. Dapat Menghemat Biaya Pengembangan Produk Keuntungan kedua adalah dapat menghemat dan mengurangi biaya pengembangan seminimal mungkin. Dengan demikian, alokasi dana dapat digunakan untuk kebutuhan lain. 3. Dapatkan Gambaran yang Lebih Konkrit Manfaat terakhir dengan adanya prototype, dapat memberikan gambaran yang lebih nyata dan konkrit dengan membuat tampilan sketsa baik dengan fidelitas rendah maupun tinggi. Kelebihan dan Kekurangan Prototype Selain itu, pelanggan mendapatkan feel yang lebih baik daripada dokumen atau tulisan. Lalu apa kelebihan dan kekurangan dari prototyping? Sama seperti profesi lainnya, profesi ini juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kelebihan Prototype Berikut dibawah ini kelebihan prototype, antara lain sebagai berikut. 1. Pelanggan mengetahui apa yang dibutuhkan serta diharapkan. 2. Memiliki penentuan kebutuhan yang lebih mudah. 3. Waktu yang singkat. 4. Pengembang mendapatkan masukan dari pelanggan saat membuat prototipe. 5. Setelah proyek selesai, Anda sebagai pengembang menjadi langganan. 6. Dapatkan bantuan dalam mengurangi biaya pengembangan secara keseluruhan. 7. Mendapatkan tingkat kepuasan dari pelanggan lama dan baru. 8. Pengembang semakin cepat menggunakan alat yang mereka perlukan di masa mendatang. 9. Mempersingkat waktu pengembangan. Kekurangan Prototype Berikut dibawah ini kekurangan prototype, antara lain sebagai berikut. 1. Dapat mengesampingkan alternatif pemecahan masalah. 2. Tidak selalu prototype yang telah dibuat dapat disesuaikan dengan mudah. 3. Dalam analisis singkat dan pengolahan desain. Demikian artikel kami mengenai pengertian prototype, jenis, metode pembuatan, contoh, manfaat hingga kelebihan dan kekurangan prototype. Semoga ulasan kami dapat membantu, khususnya menambah wawasan kamu mengenai prototype. Terimakasih sudah berkunjung
prototipe yang masih berupa file gambar produk termasuk dalam prototipe